Jumat, 15 Oktober 2010

Seklumit Kisah Perjalanan Magelang-Semarang di Malam Hari

Ketika penat membebani hidup, ketika otak sudah sangat jenuh sejenuh larutan tawas di praktikum kristalisasi, ketika lidah ini sudah bosan dengan masakan daerah Tembalang dan sekitarnya, ketika rindu akan kupat tahu tak tertahankan, dan ketika uang di dompet tinggal tiga puluh ribu rupiah; maka jalan satu-satunya untuk keluar dari segala masalah tadi adalah pulang ke rumah. Kemarin saya berhasil mewujudkan mimpi untuk pulang di hari Jumat meski sudah sangat sore bagi saya. Belum lagi ada beban laporan dan tugas manajemen industri di pundak saya (yang terpaksa saya bawa ke rumah). Namun saya tak peduli akan semua rintangan tadi. Keinginan yang begitu dalam untuk makan kupat tahu pak Larto dan soto Pak Trimo menyulut semangat saya untuk melangkah hari itu.

Pukul 16.00 saya masih di kampus mengikuti kuliah Teknologi Separasi 3 (sepanjang kuliah saya mengutuk adanya perkuliahan jam segitu). Saya tak benar-benar memperhatikan apa yang diajarkan kemarin. Pikiran ini melayang ke luar, melihat kalau-kalau hujan, mendung apa tidak, khawatir tidak dapat bis, dan lain-lain (pokoknya yang berhubungan dengan perjalanan pulang saya). Akhirnya kuliah selesai pukul 17.30. Saya kebetulan yang sehari sebelumnya sudah meminta tolong pada kawan saya, Risa, untuk mengantarkan saya sampai Sukun. Namun sebelum ke Sukun kami sempatkan diri mengcopy tugas man ind dan singgah sebentar di kost Mammeg untuk mengambil laporan (laporan kelompoknya Risa). Tak terasa malam ternyata hampir menjelang. Saya dan Risa menuju Sukun dengan kondisi jalan yang agak minim. Ketika sudah sampai Sukun saya mencari-cari wajah bapak saya. Agak susah mencari beliau karena beliau agak gelap (hahahahaha..). Akhirnya saya bisa juga menemukan sosok bapak saya di tengah ramainya orang Sukun saat itu (ga rame-rame amat juga sih.. biar kelihatan bombastis aja). Saya tak lupa mengucapkan terima kasih pada Risa yang telah mengantarkan saya sampai Sukun dengan selamat (saya sempat khawatir kalau Risa tidak bisa pulang ke kost karena tidak tahu jalan. kasihan kan... hikz..).


Menit berikutnya saya lewatkan dengan menunggu bis bersama bapak saya. Kebanyakan yang lewat adalah bis jurusan Solo. Perut saya sudah sangat keroncongan dan badan saya begitu lelah saat itu. Sempat ada bis jurusan Yogya lewat tapi ternyata penuh dan harus berdiri. Bapak saya menolak untuk naik itu (mungkin karena beliau sudah tua, tidak kuat kalau harus berdiri sepanjang jalan. hehehehe). Menit demi menit berlalau, berbagai aktivitas geje saya lakukan (menguap, puter-puter badan, garuk-garuk kepala, sms teman, sampai sesekali mengeluh lapar), akhirnya ada bis yang lewat juga. Sayangnya bis yang lewat jurusan Wonosobo. Kalau naik itu saya mana bisa turun Magelang, harus turun Secang. Namun saya menuruti saran bapak saya untuk naik bis itu daripada tidak dapat bis sama sekali (kalau bis ini tidak penuh sesak, masih bisa duduk.. Pantas bapak saya mau..hahahahaha). Kondisi dalam bis di malam hari sangat tidak menyenangkan. Bau rokok, wajah-wajah penumpang dengan tampang lusuh (kecuali saya), dan hawanya sangat dingin. Namun tak apalah, daipada kagak pulang sama sekali. Saya mencoba untuk memejamkan mata selama di bis namun ternyata hal itu sangat susah. Perut saya yang begitu lapar membuat saya susah untuk merem. Maka saya memilih untuk menikmati keindahan malam saat itu (walau sebenarnya tidak indah-indah juga sih..).


Rasa jengkel saya sempat muncul saat bis itu "singgah" di Bawen. Bis itu lama sekali ngetem. Kemudian banyak pedangang asongan masuk yang semuanya menawarkan menu yang sama: tahu asin, mizone, aqua dingin. Kepala saya puyeng melihat mereka, belum lagi kemudian ketambahan pengamen yang begitu geje dalam bernyanyi. Saya tambah shock ketika mbak-mbak sebelah saya bilang: ini kalau ngetem di Bawen bisa sampai satu jam. Apa???? What the hell!!! Suwi tenan.. Bapak saya kemudian memilih untuk turun di situ dan menunggu bis jurusan Yogya saja (kebetulan sebelumnya saya dapat sms kalo mitha sudah naik bis jurusan Purwokerto). Saya kembali melakukan aksi menguap sambil garuk kepala saat menunggu bis lagi. Mulut ini rasanya ingin dimasuki suatu makanan, apalagi di belakang saya ada yang jualan gorengan (pengin beli sebenarnya, tapi saya kemudian ingat kalau itu tidak sehat!!! *SOK). Tak perlu berjam-jam untuk menunggu bis karena ternyata beberapa menit kemudian datanglah bis Tri Sakti jurusan Yogya. Bukan itu saja, ternyata bisnya juga tidak penuh jadi bisa duduk.


Akhirnya saya bisa menikmati perjalanan pulang saya degan nyaman. Sempat ada pengamen datang sebelum bisnya berangkat. Awalnya saya tidak begitu ngeh ama yang nyanyi (la suarane jelek, lagune jelek, dan tidak begitu tampan..hehhe), tapi pas liat yang maen tabuhan saya jadi rada melek. Mas-mas yang maen tabuhan begitu manis dengan senyumnya yang lebar (tekim kayake butuh cowok tipe begituan biar ada kesejukan). Kulit agak putih dan wajahnya sangat tidak cocok untuk ukuran pengamen (mungkin jadi artis sinetron bisa tuh..). Tak lupa saya memberi pengamen tadi duit apalagi yang narikin duit mas-mas yang manis tadi..hahahahaha.. Adegan selanjutnya adalah saya bobok di bis.......... Zzzz... Zzz...


Pukul 20.00 lebih saya dan bapak saya sampai di Terminal Tidar. Mata saya sudah 5 watt, cacing-cacing di perut mulai merengek minta makan. Kami menuju tempat penitipan motor. Lalu perjalanan ke rumah dilewati dengan hawa yang amat sangat dingin. Dua minggu tak bersua Magelang ternyata masih sama seperti dulu. Adheeeemmm.... Kadang bikin perut mules juga. Sampai di rumah saya langsung cuci tangan terus langsung ambil nasi dan menyantap ayam goreng yang sudah ada (sebenarnya pengin kupat tahu, tapi katanya pak Larto tutup..huhuhu). Saya makan dengan amat rakusnya karena lapar. Setelah selesai makan saya langsung mandi. Aktivitas setelah mandi adalah langsung menghempaskan tubuh di kasur sambil mendengarkan lagu di kuping saya (ampe pagi lupa dimatiin lagi..hohohoho). Intinya malam itu saya sangat lelah..............


Well, ada beberapa hal yang bisa saya ambil dari perjalanan Semarang-Magelang tadi malam:
*ternyata pedangang asongan dan pangamen tak berhenti kerja ampe malam.. Meski menu yang ditawarkan dari pagi ampe malam sama (tahu asin, mizone, aqua dingin), meski lagu yang dinyanyiin dari pagi ampe malam sama; mereka tak pernah lelah bekerja. Wajah kucel mereka sebenarnya menunjukkan betapa lelah mereka. Namun mereka seolah tetap bersemangat kerja ampe malam
*perjalanan yang begitu melelahkan itu nampaknya sudah sangat biasa buat bapak saya. Aktivitas bapak saya setelah sampai di rumah: mandi, makan, baca koran (sempet-sempet e baca koran, saya saja langsung bobok). Saya baru sadar bapak saya kuat melakukan perjalanan seperti itu setiap hari... MY GREAT DADDY... Ayah juara satu di seluruh dunia deh,....
*saya ga mau lagi deh pulang sore-sore kayak gitu. Ga bisa ngebayangin kalo pulang sendiri.... Lelah ditanggung sendiri...
*saya benci ada kuliah Teknologi Separasi 3 jam 4 sore!!!!!!


Thanks for reading my story... hahahahahahaha
happy holiday all................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 15 Oktober 2010

Seklumit Kisah Perjalanan Magelang-Semarang di Malam Hari

Ketika penat membebani hidup, ketika otak sudah sangat jenuh sejenuh larutan tawas di praktikum kristalisasi, ketika lidah ini sudah bosan dengan masakan daerah Tembalang dan sekitarnya, ketika rindu akan kupat tahu tak tertahankan, dan ketika uang di dompet tinggal tiga puluh ribu rupiah; maka jalan satu-satunya untuk keluar dari segala masalah tadi adalah pulang ke rumah. Kemarin saya berhasil mewujudkan mimpi untuk pulang di hari Jumat meski sudah sangat sore bagi saya. Belum lagi ada beban laporan dan tugas manajemen industri di pundak saya (yang terpaksa saya bawa ke rumah). Namun saya tak peduli akan semua rintangan tadi. Keinginan yang begitu dalam untuk makan kupat tahu pak Larto dan soto Pak Trimo menyulut semangat saya untuk melangkah hari itu.

Pukul 16.00 saya masih di kampus mengikuti kuliah Teknologi Separasi 3 (sepanjang kuliah saya mengutuk adanya perkuliahan jam segitu). Saya tak benar-benar memperhatikan apa yang diajarkan kemarin. Pikiran ini melayang ke luar, melihat kalau-kalau hujan, mendung apa tidak, khawatir tidak dapat bis, dan lain-lain (pokoknya yang berhubungan dengan perjalanan pulang saya). Akhirnya kuliah selesai pukul 17.30. Saya kebetulan yang sehari sebelumnya sudah meminta tolong pada kawan saya, Risa, untuk mengantarkan saya sampai Sukun. Namun sebelum ke Sukun kami sempatkan diri mengcopy tugas man ind dan singgah sebentar di kost Mammeg untuk mengambil laporan (laporan kelompoknya Risa). Tak terasa malam ternyata hampir menjelang. Saya dan Risa menuju Sukun dengan kondisi jalan yang agak minim. Ketika sudah sampai Sukun saya mencari-cari wajah bapak saya. Agak susah mencari beliau karena beliau agak gelap (hahahahaha..). Akhirnya saya bisa juga menemukan sosok bapak saya di tengah ramainya orang Sukun saat itu (ga rame-rame amat juga sih.. biar kelihatan bombastis aja). Saya tak lupa mengucapkan terima kasih pada Risa yang telah mengantarkan saya sampai Sukun dengan selamat (saya sempat khawatir kalau Risa tidak bisa pulang ke kost karena tidak tahu jalan. kasihan kan... hikz..).


Menit berikutnya saya lewatkan dengan menunggu bis bersama bapak saya. Kebanyakan yang lewat adalah bis jurusan Solo. Perut saya sudah sangat keroncongan dan badan saya begitu lelah saat itu. Sempat ada bis jurusan Yogya lewat tapi ternyata penuh dan harus berdiri. Bapak saya menolak untuk naik itu (mungkin karena beliau sudah tua, tidak kuat kalau harus berdiri sepanjang jalan. hehehehe). Menit demi menit berlalau, berbagai aktivitas geje saya lakukan (menguap, puter-puter badan, garuk-garuk kepala, sms teman, sampai sesekali mengeluh lapar), akhirnya ada bis yang lewat juga. Sayangnya bis yang lewat jurusan Wonosobo. Kalau naik itu saya mana bisa turun Magelang, harus turun Secang. Namun saya menuruti saran bapak saya untuk naik bis itu daripada tidak dapat bis sama sekali (kalau bis ini tidak penuh sesak, masih bisa duduk.. Pantas bapak saya mau..hahahahaha). Kondisi dalam bis di malam hari sangat tidak menyenangkan. Bau rokok, wajah-wajah penumpang dengan tampang lusuh (kecuali saya), dan hawanya sangat dingin. Namun tak apalah, daipada kagak pulang sama sekali. Saya mencoba untuk memejamkan mata selama di bis namun ternyata hal itu sangat susah. Perut saya yang begitu lapar membuat saya susah untuk merem. Maka saya memilih untuk menikmati keindahan malam saat itu (walau sebenarnya tidak indah-indah juga sih..).


Rasa jengkel saya sempat muncul saat bis itu "singgah" di Bawen. Bis itu lama sekali ngetem. Kemudian banyak pedangang asongan masuk yang semuanya menawarkan menu yang sama: tahu asin, mizone, aqua dingin. Kepala saya puyeng melihat mereka, belum lagi kemudian ketambahan pengamen yang begitu geje dalam bernyanyi. Saya tambah shock ketika mbak-mbak sebelah saya bilang: ini kalau ngetem di Bawen bisa sampai satu jam. Apa???? What the hell!!! Suwi tenan.. Bapak saya kemudian memilih untuk turun di situ dan menunggu bis jurusan Yogya saja (kebetulan sebelumnya saya dapat sms kalo mitha sudah naik bis jurusan Purwokerto). Saya kembali melakukan aksi menguap sambil garuk kepala saat menunggu bis lagi. Mulut ini rasanya ingin dimasuki suatu makanan, apalagi di belakang saya ada yang jualan gorengan (pengin beli sebenarnya, tapi saya kemudian ingat kalau itu tidak sehat!!! *SOK). Tak perlu berjam-jam untuk menunggu bis karena ternyata beberapa menit kemudian datanglah bis Tri Sakti jurusan Yogya. Bukan itu saja, ternyata bisnya juga tidak penuh jadi bisa duduk.


Akhirnya saya bisa menikmati perjalanan pulang saya degan nyaman. Sempat ada pengamen datang sebelum bisnya berangkat. Awalnya saya tidak begitu ngeh ama yang nyanyi (la suarane jelek, lagune jelek, dan tidak begitu tampan..hehhe), tapi pas liat yang maen tabuhan saya jadi rada melek. Mas-mas yang maen tabuhan begitu manis dengan senyumnya yang lebar (tekim kayake butuh cowok tipe begituan biar ada kesejukan). Kulit agak putih dan wajahnya sangat tidak cocok untuk ukuran pengamen (mungkin jadi artis sinetron bisa tuh..). Tak lupa saya memberi pengamen tadi duit apalagi yang narikin duit mas-mas yang manis tadi..hahahahaha.. Adegan selanjutnya adalah saya bobok di bis.......... Zzzz... Zzz...


Pukul 20.00 lebih saya dan bapak saya sampai di Terminal Tidar. Mata saya sudah 5 watt, cacing-cacing di perut mulai merengek minta makan. Kami menuju tempat penitipan motor. Lalu perjalanan ke rumah dilewati dengan hawa yang amat sangat dingin. Dua minggu tak bersua Magelang ternyata masih sama seperti dulu. Adheeeemmm.... Kadang bikin perut mules juga. Sampai di rumah saya langsung cuci tangan terus langsung ambil nasi dan menyantap ayam goreng yang sudah ada (sebenarnya pengin kupat tahu, tapi katanya pak Larto tutup..huhuhu). Saya makan dengan amat rakusnya karena lapar. Setelah selesai makan saya langsung mandi. Aktivitas setelah mandi adalah langsung menghempaskan tubuh di kasur sambil mendengarkan lagu di kuping saya (ampe pagi lupa dimatiin lagi..hohohoho). Intinya malam itu saya sangat lelah..............


Well, ada beberapa hal yang bisa saya ambil dari perjalanan Semarang-Magelang tadi malam:
*ternyata pedangang asongan dan pangamen tak berhenti kerja ampe malam.. Meski menu yang ditawarkan dari pagi ampe malam sama (tahu asin, mizone, aqua dingin), meski lagu yang dinyanyiin dari pagi ampe malam sama; mereka tak pernah lelah bekerja. Wajah kucel mereka sebenarnya menunjukkan betapa lelah mereka. Namun mereka seolah tetap bersemangat kerja ampe malam
*perjalanan yang begitu melelahkan itu nampaknya sudah sangat biasa buat bapak saya. Aktivitas bapak saya setelah sampai di rumah: mandi, makan, baca koran (sempet-sempet e baca koran, saya saja langsung bobok). Saya baru sadar bapak saya kuat melakukan perjalanan seperti itu setiap hari... MY GREAT DADDY... Ayah juara satu di seluruh dunia deh,....
*saya ga mau lagi deh pulang sore-sore kayak gitu. Ga bisa ngebayangin kalo pulang sendiri.... Lelah ditanggung sendiri...
*saya benci ada kuliah Teknologi Separasi 3 jam 4 sore!!!!!!


Thanks for reading my story... hahahahahahaha
happy holiday all................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar