Kamis, 24 November 2011

Jalan Kaki ke Kampus, antara Pelit Ato Sehat?

Aku terbiasa berjalan kaki ke mana pun selama di Tembalang. Ini gara-gara tidak punya motor seperti kebanyakan teman (dan karena bodohnya aku tak bisa naik motor). Jarak antara kost dan kampus yang tidak terlalu jauh membautku sering ke kampus dengan berjalan kaki, baik pagi ato siang ato sore. Capekkah? Lumayan, tapi paling hanya ngos-ngos an beberapa menit. Setelah itu akan biasa juga.

Hari ini, tepatnya siang hari bolong jam setengah dua, aku keluar kost demi ke kampus menghadiri preface Praktiukum Kompros. Wedyan pake bawa-bawa nama kompros! Sedikit pamer lah, aku kebetulan aslab kompros (yang entah kenapa bisa terpilih, sungguh beruntung aku). Rada sebel juga kenapa preface sangat sore yaitu jam setengah 4. Hal ini sungguh membuatku harus berdoa ekstra keras agar bus Semarang-Yogya tidak penuh saat aku pulang nanti. Selain menghambat jam kepulangan, ada hal yang paling membuat aku lemas: siang hari panas-panas aku harus jalan kaki ke kampus. Woooaaa... Hari ini sungguh matahari begitu terik (padahal hari-hari lalu jam segini mendung). Sebenarnya aku bisa milih naik angkot, tapi aku enggan. Enggan kenapa? Enggan mengeluarkan uang seribu rupiah untuk angkot (betapa pelitnya aku ini). Emang cuma seribu tapi sebenarnya sungguh sayang "seribu" untuk angkot yang seharusnya "seribu" bisa dapat gorengan dua biji!

Pada akhirnya, aku sering menutupi "kepelitan"ku dengan alasan: demi kesehatan jalan kaki aja! Hah, betapa naifnya aku. Sehat sih sehat, tapi kalo panas siang-siang bolong gini mana pas buat jalan kaki. Yang ada udah capek dua kali lipat, mandi keringat, plus sumpah serapah sepanjang jalan karena sinar matahari begitu silau. Well, di mata kalian jalan kaki ke kampus adalah hal yang melelahkan dan bodoh. Ga salah anggapan itu, karena aku juga kadang ngrasa begitu. Tapi buatku, jalan kaki adalah bagian dari seni. Siapa sangka dari perjalanan kost menuju kampus aku sering dapat inspirasi. Jalan kaki juga melepaskan penat. Kita bisa memandang tanaman jauh sedikit lebih lama daripada kita naik motor. Jalan kaki juga olahraga paling mudah yang bisa aku lakukan. Iklan aja ada yang bilang jalan kaki 10.000 langkah! Nah lo, seberapa seringkah kalian jalan kaki??? Aku yakin fisik kalian tak seberapa hebat jika dibandingkan dengan fisikku. Try it! Sehatlah dengan jalan kaki :)



ditulis saat hanya berdua dengan Ulil di Lab Kompros, pukul 14.03. Yang laen mana nih???? Lama banget datangnya!!!!! Grrrrr

Jumat, 18 November 2011

List Gombalan #1

Kayaknya gombalan emang lagi nge-trend di mana-mana. Sayangnya ga semua orang bisa ngegombal dengan baik atau pun suka digombalin. Aku udah beberapa hari ini menjadi penganut gombalan. Tiap ada gombalan di tivi pasti aku langsung antusias kemudian akan ketawa ketiwi ga jelas. Hingga tanpa sadar beberapa gombalan bisa membekas di otak ini. Iseng-iseng aku gombali orang lain dan alhamdulillah mereka suka hahahaha. Meski belum banyak gombalan yang aku dapat, paling tidak kebiasaan melihat gombalan di tivi membuat aku sedikit kreatif buat bikin gombalan. Ini nih beberapa list gombalan yang jadi favorit beberapa temanku:
  • Bapak kamu pemain bulutangkis ya? Kok tahu? Soalnya smash cinta kamu pas banget nyangkut di hatiku
  • Kamu atlet tuh mirip atlet sea games ya, pandai banget memenagkan hatiku...
  • Kalau aku disuruh milih 3 hal paling berharga di dunia, aku bakal pilih matahari, bintang, dan kamu. Matahari buat pagi dan siangku, bintang buat malamku, dan kamu buat SELAMANYA
  • Kamu ada duit dua ribu ga? Nggak, emang kenapa? Soalnya biar aku bisa parkir di hati kamu
  • Kamu udah lapor pak RT belum? Lapor? Buat apa? Ya karena kamu udah 1x24 jam nginep di pikiranku
  • Kamu takut tenggelam ga? Iya takut. Kalau aku ga bakal takut tenggelam, selama itu tenggelam di lautan cintamu
  • Seumur-umur aku takut banget ama hantu, apalagi kalo ampe menghantui mimpiku. Tapi aku ga akan keberatan kalo kamu yang menghantui pikiranku
  • Kadang kamu butuh lo mematikan semua lampu di malam hari. Lo kok gitu, ntar gelap dong. Ya ga apa-apa, asalkan kamu masih bisa liat dengan jelas sinar cintaku buat kamu
  • Bapak kamu nelayan ya? Kok tahu? Soalnya jangkar cintamu pas banget nancep di hatiku
  • Kalau di Palembang dan Jakarta sana banyak atlet berebut emas, kamu sadar ga kalo orang-orang di sekelilingmu pada berebut hati kamu
  • Coba deh kamu merem. Gelap ga? Gelap banget. Itu juga yang aku rasakan kalo ga ada kamu di sampingku
  • Kamu tahu filosofi cinta? Awalnya cinta itu dibawa oleh Adam dan Hawa, lalu disebarkan oleh Rama dan Sinta, hingga pada akhirnya dibawa mati oleh Romeo dan Juliet. Sekarang cinta itu kembali dihidupkan oleh AKU dan KAMU
  • Kalau penambahan reagen terus menerus bisa bikin larutan jenuh, lain halnya dengan penambahan rasa sayangku ke kamu yang ga bakal bikin kamu jenuh
  • Dulu kita pernah belajar trial dan error hingga diperoleh hasil yang benar. Namun rasa sayangku ke kamu ga butuh trial dan error karena aku selalu yakin perasaan ini BENAR
  • Kalau udara butuh blower buat naikin tekanan, maka aku cuma butuh kamu buat naikin semangatku

Sekian gombalan hari ini. Kapan kapan lanjut ya. Sekadar info beberapa gombalan diambil dari acara Comedy Project TRANS TV yang dibawain ama Deni Cagur. Esok ketika ada waktu untuk nggombal lagi, aku tak akan lupa buat posting di sini :)

Rabu, 16 November 2011

Aku, Ego, dan Realita

Aku ini pribadi yang sangat anomali. Kadang sedih saat seharusnya bahagia, kadang ingin menyendiri saat yang lain membuat keramaian untuk memecah kesunyia. Aku jarang peduli dengan apa yang orang katakan tentang aku. Baik buruknya selalu aku tampung, lalu aku filter mana yang penting, buang yang membuat down, kemudian akan melupakan semuanya dalam sekejap. Aku tak peduli perempuan-perempuan suka memakai high heels namun aku tidak. Aku tak peduli teman-temanku begitu suka nge-mall, sementara aku tidak. Kalau perempuan lebih suka berlama-lama Matahari, aku memilih berlama-lama di Gramedia. Aku kadang terlampau jauh dari kata perempuan. Kata orang aku tak ramah, ah aku sungguh tak peduli. Kata orang perempuan butuh perawatan wajah biar mukanya bersih, ah aku tak perlu itu. Aku belum ada dana khusus untuk perwatan segala macam. Cukuplah pembersih muka setiap hari. Aku juga tak mempermasalahkan wajahku yang senantiasa dibakar matahari. Biarlah kulit ini menghitam karena sejak lahir pun aku hitam. 


Kawan, kau tak akan pernah mengerti jalan pikiranku. Aku adalah pemberontak. Pikiranku selalu bertentangan dengan orang lain. Namun aku jarang mendebatkannya, aku lebih suka menyimpannya untukku sendiri dan melakukannya untukku sendiri. Mungkin dari kebiasaan inilah kalian menganggapku pribadi yang begitu cuek dan apatis. Butuh waktu yang agak lama untuk bisa mengerti aku, kawan. Kau bisa lihat aku tersenyum bahagia, hidup seolah tanpa beban, dan selalu membiarkan segalanya let it flow. Sebenarnya aku sama seperti kalian: banyak masalah, banyak pikiran, merasa memiliki beban bertubi-tubi yang tak tahu kapan hilangnya. Bedanya aku tak begitu mempedulikannya. Aku tak pernah berpikir lulus bulan April (namun kalian memikirkannya), aku tak pernah berpikir IPK cumlaude (namun sebagian kalian memikirkannya), aku tak pernah berpikir tak ada nilai C di transkrip (namun kalian memikirkannya), aku tak pernah ngoyo berpikir besok kerja apa (namun kalian selalu sudah merancangnya). Aku cuma manusia yang memegang teguh keyakinan bahwa semua itu ada waktunya. Aku percaya semuanya ini seperti angin malam saja, pasti akan berlalu begitu saja. Aku tak butuh heboh di hadapan kalian bahwa aku sibuk. Cukuplah kalian tahu bahwa aku kadang mulai gila dihadapkan 3 hal: PPK, KP, dan penelitian dengan 3 partner berbeda. Namun kini aku mulai terbiasa. Terbiasa mengerjakannya satu per satu. Terbiasa percaya bahwa semuanya pasti akan selesai. Terbiasa yakin bahwa sedikit usaha lebih berarti daripada hanya "memikirkannya" hingga membuat stress. 


Kadang aku juga ingin sekali memiliki waktu untuk sendiri. Sendirian di kamar. Kalau perlu aku matikan hape seharian biar tak ada yang ganggu. Sayangnya kalau begitu aku terlihat sangat egois. Ya benar, kadang aku mendambakan keegoisan dalam hidupku. Sekali saja aku tak ingin peduli pada orang lain. Sekali saja aku berhenti memikirkan perasaan orang lain. Sekali saja aku ingin menikmati hidup, persetan dengan nasib orang lain. Ya, sekali saja, sehari saja. Ah nampaknya sulit kawan. Ada sahabatku bilang aku ini terlalu baik, terlalu memikirkan nasib orang lain, hingga lupa akan perasaan sendiri. Sulit memang jadi orang baik karena terlalu baik pun juga tak dibenarkan. Aku cuma ingin jelaskan ke kalian bahwa sulit rasanya menyatukan antara ego dan realita. Ketika ego kita besar, kehendak kita begitu menggebu seolah tak ada yang bisa menahan. Saat kita ingin menang sendiri, naluri baik dalam diri kita selalu bicara. Pada akhirnya kau lah yang memilih, kawan. Kau memilih untuk menuruti ego atau hati nuranimu. Kau akan sadari pada saat nanti bahwa egomu akan berkebalikan dengan realita yang terjadi. Itu tandanya kau mengikuti hati nurani. Aku tak bisa bilang ini baik (karena belakangan aku simpulkan bahwa ini adalah hal bodoh). Semua pilihan ada di tanganmu, kawan. Percayalah bahwa menjadi diri sendiri lebih baik daripada menjadi orang lain. Kau perlu mendengar kritik orang lain, tapi jangan semuanya lolos dari filtermu. Filtermu harus baik sehingga kau tahu mana yang harus kau ikuti, mana yang tidak.

Sabtu, 12 November 2011

~Long Time No See~

Rasanya sudah terlalu lama tidak menulis di blog ini. Entah karena saya terlalu sibuk, terlalu larut tenggelam dalam neraca panas, terlalu egois untuk lebih sering mengurung diri di kamar mencari kedamaian, atau terlalu sering melupakan masalah yang ada. Ato mungkin karena saya lebih sering menuangkan uneg-uneg di akun Tumblr saya? Hahahahaha, entahlah. Yang jelas saya tidak berubah: saya tetap calon insinyur galau, saya tetap suka menulis, saya tetap masih gamang mau lulus kapan (*hoooohhhh males deh bicara ini)

Saya sudah tiga tahun lebih kuliah. Makin tua aja nih di tekim, makin ngrasa pengin cepet-cepet keluar. Padahal kalo mo keluar ga semudah itu. Kudu kelarin laporan kerja praktek, kelarin tugas PPK, dan tentu saja jalankan penelitian (yang sampai sekarang ga jalan-jalan). Saya bingung mau nulis apa, terlalu banyak pikiran di kepala ini. Niatnya hanya sekadar say "HAIIIIII" ama blog ini aja. Blog pertama saya, blog saksi keisengan hidup saya, blog tempat gilanya saya.

Cuma mau nulis sedikit selingan aja. Ini tentang seseorang. Seseorang yang dulu pernah ada dan kemudian terlupakan bertahun-tahun. Mendadak muncul lagi tapi lewat mimpi (ah ga asyik banget, semu). Nah mimpi itu mau tak mau membuat saya teringat akan kejadian-kejadian tahun-tahun lalu. Kadang membuat saya ketawa sendiri saat melihat barang-barang kenangan dulu. Melihat coretannya, mengingat lagu favoritnya (dan suaranya yang pas-pas an), mengingat betapa cerewetnya dia, betapa berisiknya dia, dan betapa sok pintarnya dia. Bahkan sempet sekilas mendadak ingat bau parfumnya. Gila! Mungkin kalau orangnya baca ini, dia bakal sadar. Kalau dia baca, saya cuma pengin bilang: Woiiiii... Saya kangen? Iya mungkin mengingat tak ada makhluk paling menyebalkan selain dia. Suka ngajak perang, tiba-tiba kadang berubah manis, dan yang terakhir cuma bisa bikin saya melongo heran. Tapi bukan kangen yang semacam 'cinta', kangen saja masa-masa kayak dulu. Singgasana kami tak pernah berubah, entah sengaja atau tidak, kami selalu menyukai tempat itu. Tak ada yang paling sering menempati tempat itu selain kami. Entah apa yang membuat kami nyaman di sana, padahal kami pun jarang tegur sapa ato bercanda. Ya cuma sekadar omongan: pinjem penggaris, pinjem pensil, pinjem tipex, lihat jawaban. Mungkin tak ada yang menyadari, karena hanya 'kami' yang menyadari ke'absurd'an ini. Kalau dia membaca ini, kalau dia lihat blog ini, kalau dia membaca tulisan-tulisan di sini, dia pasti tahu kalau saya tidak pernah berubah sejak dulu. Saya pasti akan menyapanya dengan lengkingan "Woiiiiiiiiiiiiiiiiiiii". Saya merindukannya seperti saya rindu akan blog ini. Saya rindu menumpahkan umpatan saya ke dia :) Hey boy, I know you feel the same with me. So why you have to hide from me? I remember you always stared at me, but I thought you would lend something from me. And I realize now that it doesn't mean for pencil or tipex, it means you wanna show your feeling. I'm sorry I can't see it. But now I really want we meet again as good friends. 






*sekian kegalauan hari ini...... 

Kamis, 24 November 2011

Jalan Kaki ke Kampus, antara Pelit Ato Sehat?

Aku terbiasa berjalan kaki ke mana pun selama di Tembalang. Ini gara-gara tidak punya motor seperti kebanyakan teman (dan karena bodohnya aku tak bisa naik motor). Jarak antara kost dan kampus yang tidak terlalu jauh membautku sering ke kampus dengan berjalan kaki, baik pagi ato siang ato sore. Capekkah? Lumayan, tapi paling hanya ngos-ngos an beberapa menit. Setelah itu akan biasa juga.

Hari ini, tepatnya siang hari bolong jam setengah dua, aku keluar kost demi ke kampus menghadiri preface Praktiukum Kompros. Wedyan pake bawa-bawa nama kompros! Sedikit pamer lah, aku kebetulan aslab kompros (yang entah kenapa bisa terpilih, sungguh beruntung aku). Rada sebel juga kenapa preface sangat sore yaitu jam setengah 4. Hal ini sungguh membuatku harus berdoa ekstra keras agar bus Semarang-Yogya tidak penuh saat aku pulang nanti. Selain menghambat jam kepulangan, ada hal yang paling membuat aku lemas: siang hari panas-panas aku harus jalan kaki ke kampus. Woooaaa... Hari ini sungguh matahari begitu terik (padahal hari-hari lalu jam segini mendung). Sebenarnya aku bisa milih naik angkot, tapi aku enggan. Enggan kenapa? Enggan mengeluarkan uang seribu rupiah untuk angkot (betapa pelitnya aku ini). Emang cuma seribu tapi sebenarnya sungguh sayang "seribu" untuk angkot yang seharusnya "seribu" bisa dapat gorengan dua biji!

Pada akhirnya, aku sering menutupi "kepelitan"ku dengan alasan: demi kesehatan jalan kaki aja! Hah, betapa naifnya aku. Sehat sih sehat, tapi kalo panas siang-siang bolong gini mana pas buat jalan kaki. Yang ada udah capek dua kali lipat, mandi keringat, plus sumpah serapah sepanjang jalan karena sinar matahari begitu silau. Well, di mata kalian jalan kaki ke kampus adalah hal yang melelahkan dan bodoh. Ga salah anggapan itu, karena aku juga kadang ngrasa begitu. Tapi buatku, jalan kaki adalah bagian dari seni. Siapa sangka dari perjalanan kost menuju kampus aku sering dapat inspirasi. Jalan kaki juga melepaskan penat. Kita bisa memandang tanaman jauh sedikit lebih lama daripada kita naik motor. Jalan kaki juga olahraga paling mudah yang bisa aku lakukan. Iklan aja ada yang bilang jalan kaki 10.000 langkah! Nah lo, seberapa seringkah kalian jalan kaki??? Aku yakin fisik kalian tak seberapa hebat jika dibandingkan dengan fisikku. Try it! Sehatlah dengan jalan kaki :)



ditulis saat hanya berdua dengan Ulil di Lab Kompros, pukul 14.03. Yang laen mana nih???? Lama banget datangnya!!!!! Grrrrr

Jumat, 18 November 2011

List Gombalan #1

Kayaknya gombalan emang lagi nge-trend di mana-mana. Sayangnya ga semua orang bisa ngegombal dengan baik atau pun suka digombalin. Aku udah beberapa hari ini menjadi penganut gombalan. Tiap ada gombalan di tivi pasti aku langsung antusias kemudian akan ketawa ketiwi ga jelas. Hingga tanpa sadar beberapa gombalan bisa membekas di otak ini. Iseng-iseng aku gombali orang lain dan alhamdulillah mereka suka hahahaha. Meski belum banyak gombalan yang aku dapat, paling tidak kebiasaan melihat gombalan di tivi membuat aku sedikit kreatif buat bikin gombalan. Ini nih beberapa list gombalan yang jadi favorit beberapa temanku:
  • Bapak kamu pemain bulutangkis ya? Kok tahu? Soalnya smash cinta kamu pas banget nyangkut di hatiku
  • Kamu atlet tuh mirip atlet sea games ya, pandai banget memenagkan hatiku...
  • Kalau aku disuruh milih 3 hal paling berharga di dunia, aku bakal pilih matahari, bintang, dan kamu. Matahari buat pagi dan siangku, bintang buat malamku, dan kamu buat SELAMANYA
  • Kamu ada duit dua ribu ga? Nggak, emang kenapa? Soalnya biar aku bisa parkir di hati kamu
  • Kamu udah lapor pak RT belum? Lapor? Buat apa? Ya karena kamu udah 1x24 jam nginep di pikiranku
  • Kamu takut tenggelam ga? Iya takut. Kalau aku ga bakal takut tenggelam, selama itu tenggelam di lautan cintamu
  • Seumur-umur aku takut banget ama hantu, apalagi kalo ampe menghantui mimpiku. Tapi aku ga akan keberatan kalo kamu yang menghantui pikiranku
  • Kadang kamu butuh lo mematikan semua lampu di malam hari. Lo kok gitu, ntar gelap dong. Ya ga apa-apa, asalkan kamu masih bisa liat dengan jelas sinar cintaku buat kamu
  • Bapak kamu nelayan ya? Kok tahu? Soalnya jangkar cintamu pas banget nancep di hatiku
  • Kalau di Palembang dan Jakarta sana banyak atlet berebut emas, kamu sadar ga kalo orang-orang di sekelilingmu pada berebut hati kamu
  • Coba deh kamu merem. Gelap ga? Gelap banget. Itu juga yang aku rasakan kalo ga ada kamu di sampingku
  • Kamu tahu filosofi cinta? Awalnya cinta itu dibawa oleh Adam dan Hawa, lalu disebarkan oleh Rama dan Sinta, hingga pada akhirnya dibawa mati oleh Romeo dan Juliet. Sekarang cinta itu kembali dihidupkan oleh AKU dan KAMU
  • Kalau penambahan reagen terus menerus bisa bikin larutan jenuh, lain halnya dengan penambahan rasa sayangku ke kamu yang ga bakal bikin kamu jenuh
  • Dulu kita pernah belajar trial dan error hingga diperoleh hasil yang benar. Namun rasa sayangku ke kamu ga butuh trial dan error karena aku selalu yakin perasaan ini BENAR
  • Kalau udara butuh blower buat naikin tekanan, maka aku cuma butuh kamu buat naikin semangatku

Sekian gombalan hari ini. Kapan kapan lanjut ya. Sekadar info beberapa gombalan diambil dari acara Comedy Project TRANS TV yang dibawain ama Deni Cagur. Esok ketika ada waktu untuk nggombal lagi, aku tak akan lupa buat posting di sini :)

Rabu, 16 November 2011

Aku, Ego, dan Realita

Aku ini pribadi yang sangat anomali. Kadang sedih saat seharusnya bahagia, kadang ingin menyendiri saat yang lain membuat keramaian untuk memecah kesunyia. Aku jarang peduli dengan apa yang orang katakan tentang aku. Baik buruknya selalu aku tampung, lalu aku filter mana yang penting, buang yang membuat down, kemudian akan melupakan semuanya dalam sekejap. Aku tak peduli perempuan-perempuan suka memakai high heels namun aku tidak. Aku tak peduli teman-temanku begitu suka nge-mall, sementara aku tidak. Kalau perempuan lebih suka berlama-lama Matahari, aku memilih berlama-lama di Gramedia. Aku kadang terlampau jauh dari kata perempuan. Kata orang aku tak ramah, ah aku sungguh tak peduli. Kata orang perempuan butuh perawatan wajah biar mukanya bersih, ah aku tak perlu itu. Aku belum ada dana khusus untuk perwatan segala macam. Cukuplah pembersih muka setiap hari. Aku juga tak mempermasalahkan wajahku yang senantiasa dibakar matahari. Biarlah kulit ini menghitam karena sejak lahir pun aku hitam. 


Kawan, kau tak akan pernah mengerti jalan pikiranku. Aku adalah pemberontak. Pikiranku selalu bertentangan dengan orang lain. Namun aku jarang mendebatkannya, aku lebih suka menyimpannya untukku sendiri dan melakukannya untukku sendiri. Mungkin dari kebiasaan inilah kalian menganggapku pribadi yang begitu cuek dan apatis. Butuh waktu yang agak lama untuk bisa mengerti aku, kawan. Kau bisa lihat aku tersenyum bahagia, hidup seolah tanpa beban, dan selalu membiarkan segalanya let it flow. Sebenarnya aku sama seperti kalian: banyak masalah, banyak pikiran, merasa memiliki beban bertubi-tubi yang tak tahu kapan hilangnya. Bedanya aku tak begitu mempedulikannya. Aku tak pernah berpikir lulus bulan April (namun kalian memikirkannya), aku tak pernah berpikir IPK cumlaude (namun sebagian kalian memikirkannya), aku tak pernah berpikir tak ada nilai C di transkrip (namun kalian memikirkannya), aku tak pernah ngoyo berpikir besok kerja apa (namun kalian selalu sudah merancangnya). Aku cuma manusia yang memegang teguh keyakinan bahwa semua itu ada waktunya. Aku percaya semuanya ini seperti angin malam saja, pasti akan berlalu begitu saja. Aku tak butuh heboh di hadapan kalian bahwa aku sibuk. Cukuplah kalian tahu bahwa aku kadang mulai gila dihadapkan 3 hal: PPK, KP, dan penelitian dengan 3 partner berbeda. Namun kini aku mulai terbiasa. Terbiasa mengerjakannya satu per satu. Terbiasa percaya bahwa semuanya pasti akan selesai. Terbiasa yakin bahwa sedikit usaha lebih berarti daripada hanya "memikirkannya" hingga membuat stress. 


Kadang aku juga ingin sekali memiliki waktu untuk sendiri. Sendirian di kamar. Kalau perlu aku matikan hape seharian biar tak ada yang ganggu. Sayangnya kalau begitu aku terlihat sangat egois. Ya benar, kadang aku mendambakan keegoisan dalam hidupku. Sekali saja aku tak ingin peduli pada orang lain. Sekali saja aku berhenti memikirkan perasaan orang lain. Sekali saja aku ingin menikmati hidup, persetan dengan nasib orang lain. Ya, sekali saja, sehari saja. Ah nampaknya sulit kawan. Ada sahabatku bilang aku ini terlalu baik, terlalu memikirkan nasib orang lain, hingga lupa akan perasaan sendiri. Sulit memang jadi orang baik karena terlalu baik pun juga tak dibenarkan. Aku cuma ingin jelaskan ke kalian bahwa sulit rasanya menyatukan antara ego dan realita. Ketika ego kita besar, kehendak kita begitu menggebu seolah tak ada yang bisa menahan. Saat kita ingin menang sendiri, naluri baik dalam diri kita selalu bicara. Pada akhirnya kau lah yang memilih, kawan. Kau memilih untuk menuruti ego atau hati nuranimu. Kau akan sadari pada saat nanti bahwa egomu akan berkebalikan dengan realita yang terjadi. Itu tandanya kau mengikuti hati nurani. Aku tak bisa bilang ini baik (karena belakangan aku simpulkan bahwa ini adalah hal bodoh). Semua pilihan ada di tanganmu, kawan. Percayalah bahwa menjadi diri sendiri lebih baik daripada menjadi orang lain. Kau perlu mendengar kritik orang lain, tapi jangan semuanya lolos dari filtermu. Filtermu harus baik sehingga kau tahu mana yang harus kau ikuti, mana yang tidak.

Sabtu, 12 November 2011

~Long Time No See~

Rasanya sudah terlalu lama tidak menulis di blog ini. Entah karena saya terlalu sibuk, terlalu larut tenggelam dalam neraca panas, terlalu egois untuk lebih sering mengurung diri di kamar mencari kedamaian, atau terlalu sering melupakan masalah yang ada. Ato mungkin karena saya lebih sering menuangkan uneg-uneg di akun Tumblr saya? Hahahahaha, entahlah. Yang jelas saya tidak berubah: saya tetap calon insinyur galau, saya tetap suka menulis, saya tetap masih gamang mau lulus kapan (*hoooohhhh males deh bicara ini)

Saya sudah tiga tahun lebih kuliah. Makin tua aja nih di tekim, makin ngrasa pengin cepet-cepet keluar. Padahal kalo mo keluar ga semudah itu. Kudu kelarin laporan kerja praktek, kelarin tugas PPK, dan tentu saja jalankan penelitian (yang sampai sekarang ga jalan-jalan). Saya bingung mau nulis apa, terlalu banyak pikiran di kepala ini. Niatnya hanya sekadar say "HAIIIIII" ama blog ini aja. Blog pertama saya, blog saksi keisengan hidup saya, blog tempat gilanya saya.

Cuma mau nulis sedikit selingan aja. Ini tentang seseorang. Seseorang yang dulu pernah ada dan kemudian terlupakan bertahun-tahun. Mendadak muncul lagi tapi lewat mimpi (ah ga asyik banget, semu). Nah mimpi itu mau tak mau membuat saya teringat akan kejadian-kejadian tahun-tahun lalu. Kadang membuat saya ketawa sendiri saat melihat barang-barang kenangan dulu. Melihat coretannya, mengingat lagu favoritnya (dan suaranya yang pas-pas an), mengingat betapa cerewetnya dia, betapa berisiknya dia, dan betapa sok pintarnya dia. Bahkan sempet sekilas mendadak ingat bau parfumnya. Gila! Mungkin kalau orangnya baca ini, dia bakal sadar. Kalau dia baca, saya cuma pengin bilang: Woiiiii... Saya kangen? Iya mungkin mengingat tak ada makhluk paling menyebalkan selain dia. Suka ngajak perang, tiba-tiba kadang berubah manis, dan yang terakhir cuma bisa bikin saya melongo heran. Tapi bukan kangen yang semacam 'cinta', kangen saja masa-masa kayak dulu. Singgasana kami tak pernah berubah, entah sengaja atau tidak, kami selalu menyukai tempat itu. Tak ada yang paling sering menempati tempat itu selain kami. Entah apa yang membuat kami nyaman di sana, padahal kami pun jarang tegur sapa ato bercanda. Ya cuma sekadar omongan: pinjem penggaris, pinjem pensil, pinjem tipex, lihat jawaban. Mungkin tak ada yang menyadari, karena hanya 'kami' yang menyadari ke'absurd'an ini. Kalau dia membaca ini, kalau dia lihat blog ini, kalau dia membaca tulisan-tulisan di sini, dia pasti tahu kalau saya tidak pernah berubah sejak dulu. Saya pasti akan menyapanya dengan lengkingan "Woiiiiiiiiiiiiiiiiiiii". Saya merindukannya seperti saya rindu akan blog ini. Saya rindu menumpahkan umpatan saya ke dia :) Hey boy, I know you feel the same with me. So why you have to hide from me? I remember you always stared at me, but I thought you would lend something from me. And I realize now that it doesn't mean for pencil or tipex, it means you wanna show your feeling. I'm sorry I can't see it. But now I really want we meet again as good friends. 






*sekian kegalauan hari ini......