Kamis, 17 Februari 2011

Begitu Ironinya (Negeri Tercintaku Ini)

Ini tulisan gue buat berdasarkan pengamatan gue selama hampir lebih dari 20 tahun gue hidup di tanah air ini. Ini kisah nyata. Sebuah refleksi biar mata kita terbuka dan gue harap setelah pada baca ini kalian dapat melakukan sesuatu untuk bangsa ini...

  • Ironinya bangsa ini, di saat gue lihat para kondektur dan sopir bus harus berjuang penuh keringat buat dapat duit HALAL, mereka pejabat-pejabat jahanam itu justru dengan nikmatnya korupsi yang jelas-jelas menurut gue itu duit HARAM
  • Ironinya negeri ini, para "anggota dewan yang terhormat" yang katanya memperjuangkan nasib rakyat, justru malah tidur nyenyak saat sidang, malah pada facebook an, pada BBM an seolah mereka ga bikin dosa ama kita. Sebenarnya apa yang mereka perjuangkan? Sekolah aja masih mahal, desa tertinggal makin banyak, harga kebutuhan pokok tambah mahal. So what the damn things they do at there?
  • Ironinya bangsa ini, saat para pedangang asongan dan para pengamen mencari nafkah dengan cara HALAL mereka justru malah dikejar-kejar satpol PP. Sementara mereka yang sudah makan uang rakyat dengan cara sangat HARAM justru bisa hidup aman-aman saja. Malah ada yang bisa jalan-jalan berlibur segala.. Apa karena para padagang asongan dan pengamen ga punya duit buat nyogok?
  • Ironinya negeri ini, maling ayam ama koruptor perlakuannya beda di penjara. Yang maling ayam tidur di sel sempit bareng napi lain, dingin, tanpa ada fasilitas mewah. Tapi yang koruptor bisa-bisanya ada di penjara bintang lima dengan AC, televisi, DVD, plus bonus pembantu
  • Ironinya bangsa ini, saat semua berlomba-lomba membangun rumah mewah, berlomba-lomba tinggal di apartemen mewah, masih ada aja yang lebih milih tinggal di bantaran kali, di kolong jembatan, di pinggir rel kereta. Yang paling parah gue pernah lihat di berita ada yang rela tinggal di kuburan.
  • Ironinya negeri ini, lulusan sarjana yang begitu intelek plus IPK cumlaude banyak yang ga dapat kerjaan. Pengangguran ga pernah turun jumlahnya, malah naik terus. Sebenarnya apa yang salah? Mahasiswa? Atau sistem pendidikannya?
  • Ironinya bangsa ini, saat para buruh pabrik harus bangun pagi untuk kerja dan sebisa mungkin ga telat biar upah ga dipotong, para PNS justru asyik leyeh-leyeh dan jalan-jalan saat jam kerja dengan gaji mereka yang tak pernah dipotong
  • Ironinya negeri ini, gue pernah liat pegawai dekanat asyik YM an ama buka Youtube saat jam kerja. Enak amat kerja kayak gitu, gue mau kalau kerja cuma bengong doang
  • Ironinya bangsa ini, para petinggi negara ini udah mati rasa ama kriktikan. Udah banyak lagu atau film atau tayangan yang sengaja menyindir mereka, tapi kuping mereka seolah disumpel ama kapas.
  • Ironinya negeri ini, mental anak-anak muda aja udah bobrok. Lihat aja dari hal kecil: nyontek saat ujian. Nilai kejujuran kayaknya udah ga dibutuhin lagi di negeri ini.
  • Ironinya negeri ini, kita masih saja gampang terpicu emosi hanya gara-gara isu SARA. Mungkin Bhineka Tunggal Ika udah ga bisa nyentuh nurani kita lagi
  • Ironinya bangsa ini, di lingkungan yang dikelilingi mahasiswa Undip, ada aja anak-anak Tembalang yang gak sekolah gara-gara ga ada duit. Tetangga depan kost gue persis, dua anaknya ga sekolah sama sekali. Yang pertama karena dia kena polio, yang kedua karena ga ada duit. Miris kalau gue lihat ada lingkungan terbelakang yang mana sekelilingnya adalah kost-kost an yang berisi banyak mahasiswa. Ironinya GUE, karena ga tanggep dari dulu dan gak nglakuin apa-apa.


Ini sebagian dari sejuta ironi yang gue lihat. Ini baru awal yang bisa gue tulis karena kadang otak gue juga ga sanggup ngungkapin semuanya. Menulis ini saja udah bikin gue pengin nangis. Gue percaya kalian juga pasti bisa nemuin ironi-ironi yang laen. Overall, i still love Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamis, 17 Februari 2011

Begitu Ironinya (Negeri Tercintaku Ini)

Ini tulisan gue buat berdasarkan pengamatan gue selama hampir lebih dari 20 tahun gue hidup di tanah air ini. Ini kisah nyata. Sebuah refleksi biar mata kita terbuka dan gue harap setelah pada baca ini kalian dapat melakukan sesuatu untuk bangsa ini...

  • Ironinya bangsa ini, di saat gue lihat para kondektur dan sopir bus harus berjuang penuh keringat buat dapat duit HALAL, mereka pejabat-pejabat jahanam itu justru dengan nikmatnya korupsi yang jelas-jelas menurut gue itu duit HARAM
  • Ironinya negeri ini, para "anggota dewan yang terhormat" yang katanya memperjuangkan nasib rakyat, justru malah tidur nyenyak saat sidang, malah pada facebook an, pada BBM an seolah mereka ga bikin dosa ama kita. Sebenarnya apa yang mereka perjuangkan? Sekolah aja masih mahal, desa tertinggal makin banyak, harga kebutuhan pokok tambah mahal. So what the damn things they do at there?
  • Ironinya bangsa ini, saat para pedangang asongan dan para pengamen mencari nafkah dengan cara HALAL mereka justru malah dikejar-kejar satpol PP. Sementara mereka yang sudah makan uang rakyat dengan cara sangat HARAM justru bisa hidup aman-aman saja. Malah ada yang bisa jalan-jalan berlibur segala.. Apa karena para padagang asongan dan pengamen ga punya duit buat nyogok?
  • Ironinya negeri ini, maling ayam ama koruptor perlakuannya beda di penjara. Yang maling ayam tidur di sel sempit bareng napi lain, dingin, tanpa ada fasilitas mewah. Tapi yang koruptor bisa-bisanya ada di penjara bintang lima dengan AC, televisi, DVD, plus bonus pembantu
  • Ironinya bangsa ini, saat semua berlomba-lomba membangun rumah mewah, berlomba-lomba tinggal di apartemen mewah, masih ada aja yang lebih milih tinggal di bantaran kali, di kolong jembatan, di pinggir rel kereta. Yang paling parah gue pernah lihat di berita ada yang rela tinggal di kuburan.
  • Ironinya negeri ini, lulusan sarjana yang begitu intelek plus IPK cumlaude banyak yang ga dapat kerjaan. Pengangguran ga pernah turun jumlahnya, malah naik terus. Sebenarnya apa yang salah? Mahasiswa? Atau sistem pendidikannya?
  • Ironinya bangsa ini, saat para buruh pabrik harus bangun pagi untuk kerja dan sebisa mungkin ga telat biar upah ga dipotong, para PNS justru asyik leyeh-leyeh dan jalan-jalan saat jam kerja dengan gaji mereka yang tak pernah dipotong
  • Ironinya negeri ini, gue pernah liat pegawai dekanat asyik YM an ama buka Youtube saat jam kerja. Enak amat kerja kayak gitu, gue mau kalau kerja cuma bengong doang
  • Ironinya bangsa ini, para petinggi negara ini udah mati rasa ama kriktikan. Udah banyak lagu atau film atau tayangan yang sengaja menyindir mereka, tapi kuping mereka seolah disumpel ama kapas.
  • Ironinya negeri ini, mental anak-anak muda aja udah bobrok. Lihat aja dari hal kecil: nyontek saat ujian. Nilai kejujuran kayaknya udah ga dibutuhin lagi di negeri ini.
  • Ironinya negeri ini, kita masih saja gampang terpicu emosi hanya gara-gara isu SARA. Mungkin Bhineka Tunggal Ika udah ga bisa nyentuh nurani kita lagi
  • Ironinya bangsa ini, di lingkungan yang dikelilingi mahasiswa Undip, ada aja anak-anak Tembalang yang gak sekolah gara-gara ga ada duit. Tetangga depan kost gue persis, dua anaknya ga sekolah sama sekali. Yang pertama karena dia kena polio, yang kedua karena ga ada duit. Miris kalau gue lihat ada lingkungan terbelakang yang mana sekelilingnya adalah kost-kost an yang berisi banyak mahasiswa. Ironinya GUE, karena ga tanggep dari dulu dan gak nglakuin apa-apa.


Ini sebagian dari sejuta ironi yang gue lihat. Ini baru awal yang bisa gue tulis karena kadang otak gue juga ga sanggup ngungkapin semuanya. Menulis ini saja udah bikin gue pengin nangis. Gue percaya kalian juga pasti bisa nemuin ironi-ironi yang laen. Overall, i still love Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar