Jumat, 10 September 2010

UNSUR --> salah satu bukti bahwa SENI harus ada di tengah-tengah ENGINEERING

Tidak banyak yang saya tahu dan mengerti tentang sejarah UNSUR atau mengapa namanya disebut UNSUR. Saya juga baru dua kali melihat penampilan para pemain UNSUR. Namun ada satu hal yang membuat saya terkesan pada UNSUR. Kejadian berawal saat saya tanpa sengaja melihat latihan para pemain UNSUR guna persiapan saat PMB.


Sore itu (saat PMB jurusan belum selesai digelar) saya memutuskan untuk "nginthil" kawan-kawan yang mau latihan UNSUR. Kebetulan saya belum pernah melihat mereka latihan dan itulah yang membuat saya tertarik. Awalnya saya bingung karena saat sampai di tempat latihan (Pelataran Soedharto) hanya ada segelintir orang yang ada. Saya pikir UNSUR memiliki anggota yang cukup besar (namanya juga teater, biasanya kan banyak orang). Setelah semua pemain berkumpul ternyata jumlah mereka tak lebih dari 20 orang. Saya sempat pesimis dengan penampilan mereka karena kuantitas mereka yang sangat "limited". Namun segalanya ternyata di luar dugaan saya.....


Meski jumlah pemainnya sangat sedikit ternyata bakat akting mereka begitu alami dan tak jarang mampu membuat saya tertawa. Walau harus diakui ada yang masih malu-malu (mungkin karena dilihat saya..hahahaha), namun saya bisa acungi dua jempol buat latihan mereka hari itu. Anggota UNSUR yang sudah tua-tua (macam mitha, elisa, noor, budhe) memberi saran-saran buat para adiknya yang bermain lakon (khusus untuk devi dan bertha, sebenarnya mereka termasuk golongan anggota UNSUR yang tua sih...). Saat latihan tersebut terlihat sebuah kekompakan, tawa, canda, dan kebahagiaan (lebai dikit ya). Hal itu yang membuat saya senang juga lihat mereka.


Akhirnya saat yang dinanti tiba juga. Hari berikutnya adalah hari penting karena segala lelah dan perjuangan saat latihan akan dibuktikan!!!! UNSUR tampil untuk acara PMB. Penampilan UNSUR terbukti sangat dinanti sehingga diletakkan di akhir acara sekitar jam 5 sore an (lebai lagi..). Sayang seribu sayang saya tidak bisa melihat penampilan mereka secara full karena tertutup oleh ribuan kepala di pintu ruang A22. Saya cuma bisa melihat seklumit-klumit adegan. Kadang ada rasa iri saat penonton yang di dalam bisa tertawa lepas sementara saya harus gigit jari karena tidak kelihatan sama sekali. Tapi satu hal yang bisa saya simpulkan: jika dilihat dari reaksi para penonton yang begitu sukacita maka bisa dibilang penampilan UNSUR kala itu SANGAT SUKSES!!! Congratz buat semua........


Melalui kisah ini saya hanya ingin bilang bahwa meski kita adalah orang-orang yang diproyeksikan untuk menjadi insinyur, namun jangan pernah jiwa seni dalam hidup kita hilang. UNSUR merupakan salah satu contoh seni yang tak boleh mati di teknik kimia undip ini (selain UNSUR sebenarnya ada lagi macam CHEERS atau Saman nya tekim undip). Saya rasa dengan seni lah mahasiswa tekim dapat merasakan kebahagiaan. Saya sebut kebahagiaan karena di dalam seni lah kita tak akan menjumpai evaporator, reaktor, neraca massa, perpindahan panas, atau pun SOM (mulai gila...). Saya harap kumpulan macam UNSUR tak akan pernah mati. Jangan mau kalian mati hanya karena laporan atau tugas. Jangan mau kalian menyerah karena keterbatasan. Berjuanglah kalian untuk bertahan demi eksisnya kesenian di tengah-tengah akademika yang ada!!!!!!! (bicara dengan berapi-api...)


catatan:
  • Tompi, seorang dokter yang merangkap sebagai penyanyi
  • Badai "Kerispatih", lulusan Teknik Mesin yang sekarang jadi musisi handal
  • Nicholas Saputra, cowok tampan lulusan Teknik Arsitektur yang juga berprofesi sebagai pemain film
  • Marga T, dokter yang juga sekaligus penulis
  • Del Piero, sarjana ekonomi yang malah jadi pemain bola (agak maksa)
  • who next??? are you????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 10 September 2010

UNSUR --> salah satu bukti bahwa SENI harus ada di tengah-tengah ENGINEERING

Tidak banyak yang saya tahu dan mengerti tentang sejarah UNSUR atau mengapa namanya disebut UNSUR. Saya juga baru dua kali melihat penampilan para pemain UNSUR. Namun ada satu hal yang membuat saya terkesan pada UNSUR. Kejadian berawal saat saya tanpa sengaja melihat latihan para pemain UNSUR guna persiapan saat PMB.


Sore itu (saat PMB jurusan belum selesai digelar) saya memutuskan untuk "nginthil" kawan-kawan yang mau latihan UNSUR. Kebetulan saya belum pernah melihat mereka latihan dan itulah yang membuat saya tertarik. Awalnya saya bingung karena saat sampai di tempat latihan (Pelataran Soedharto) hanya ada segelintir orang yang ada. Saya pikir UNSUR memiliki anggota yang cukup besar (namanya juga teater, biasanya kan banyak orang). Setelah semua pemain berkumpul ternyata jumlah mereka tak lebih dari 20 orang. Saya sempat pesimis dengan penampilan mereka karena kuantitas mereka yang sangat "limited". Namun segalanya ternyata di luar dugaan saya.....


Meski jumlah pemainnya sangat sedikit ternyata bakat akting mereka begitu alami dan tak jarang mampu membuat saya tertawa. Walau harus diakui ada yang masih malu-malu (mungkin karena dilihat saya..hahahaha), namun saya bisa acungi dua jempol buat latihan mereka hari itu. Anggota UNSUR yang sudah tua-tua (macam mitha, elisa, noor, budhe) memberi saran-saran buat para adiknya yang bermain lakon (khusus untuk devi dan bertha, sebenarnya mereka termasuk golongan anggota UNSUR yang tua sih...). Saat latihan tersebut terlihat sebuah kekompakan, tawa, canda, dan kebahagiaan (lebai dikit ya). Hal itu yang membuat saya senang juga lihat mereka.


Akhirnya saat yang dinanti tiba juga. Hari berikutnya adalah hari penting karena segala lelah dan perjuangan saat latihan akan dibuktikan!!!! UNSUR tampil untuk acara PMB. Penampilan UNSUR terbukti sangat dinanti sehingga diletakkan di akhir acara sekitar jam 5 sore an (lebai lagi..). Sayang seribu sayang saya tidak bisa melihat penampilan mereka secara full karena tertutup oleh ribuan kepala di pintu ruang A22. Saya cuma bisa melihat seklumit-klumit adegan. Kadang ada rasa iri saat penonton yang di dalam bisa tertawa lepas sementara saya harus gigit jari karena tidak kelihatan sama sekali. Tapi satu hal yang bisa saya simpulkan: jika dilihat dari reaksi para penonton yang begitu sukacita maka bisa dibilang penampilan UNSUR kala itu SANGAT SUKSES!!! Congratz buat semua........


Melalui kisah ini saya hanya ingin bilang bahwa meski kita adalah orang-orang yang diproyeksikan untuk menjadi insinyur, namun jangan pernah jiwa seni dalam hidup kita hilang. UNSUR merupakan salah satu contoh seni yang tak boleh mati di teknik kimia undip ini (selain UNSUR sebenarnya ada lagi macam CHEERS atau Saman nya tekim undip). Saya rasa dengan seni lah mahasiswa tekim dapat merasakan kebahagiaan. Saya sebut kebahagiaan karena di dalam seni lah kita tak akan menjumpai evaporator, reaktor, neraca massa, perpindahan panas, atau pun SOM (mulai gila...). Saya harap kumpulan macam UNSUR tak akan pernah mati. Jangan mau kalian mati hanya karena laporan atau tugas. Jangan mau kalian menyerah karena keterbatasan. Berjuanglah kalian untuk bertahan demi eksisnya kesenian di tengah-tengah akademika yang ada!!!!!!! (bicara dengan berapi-api...)


catatan:
  • Tompi, seorang dokter yang merangkap sebagai penyanyi
  • Badai "Kerispatih", lulusan Teknik Mesin yang sekarang jadi musisi handal
  • Nicholas Saputra, cowok tampan lulusan Teknik Arsitektur yang juga berprofesi sebagai pemain film
  • Marga T, dokter yang juga sekaligus penulis
  • Del Piero, sarjana ekonomi yang malah jadi pemain bola (agak maksa)
  • who next??? are you????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar